Sabtu, 30 April 2016

SAP (Satuan acara penyuluhan ) tentang KB



SATUAN ACARA PENYULUHAN
KB PADA PASANGAN USIA SUBUR
DI RUANG NIFAS  RSU HAJI SURABAYA







Description: Description: C:\Users\citra\Documents\Logo_Poltekkes_.jpg


Oleh :
KELAS REGULER  SEMESTER IV
1.      Sherly Jeniawaty, SST
2.      Ananda Ayu M.               (P27824114026)
3.      Evo Febiola P.                  (P27824114027)
4.      Widyalis Zuni K.              (P27824114033)
5.      Gita Rosyada I. Z.           (P27824114036)
6.      Nurul Aini                        (P27824114039)

 
 























KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D III KEBIDANAN KAMPUS SUTOMO
TAHUN 2016
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) tentang “KB Pada Pasangan Usia Suburdi Ruang Nifas RSU Haji Surabaya telah disahkan oleh Tim Pembimbing


                                                  Pembimbing Pendidikan







Sherly Jeniawaty, SST.
NIP. 198001202002122003
 
 








                                         
 Mengetahui,


   Ketua Program Studi DIII
Kebidanan Kampus Sutomo



Susilorini,S.KM., M.,Pd
NIP. 195306111977032001
 
 
















SATUAN ACARA PENYULUHAN

1.    Topik                        : KB
2.    Sub Topik                 : KB Pada Pasangan Usia Subur
3.    Sasaran                     : Pasangan Usia Subur
4.    Jumlah Sasaran         : 15 orang
5.    Tempat                     : di Ruang Nifas RSU HAJI Surabaya
6.    Hari/Tanggal : Rabu, 3 Februari 2016
7.    Pukul                        : 09.00 – 10.00 WIB
8.    Waktu                      : 60 menit
9.    Tujuan
9.1 Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 60 menit peserta dapat mengetahui tentang KB Pada Pasangan Usia Subur
9.2 Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 60 menit tentang, KB Pada Pasangan Usia Subur diharapkan peserta penyuluhan dapat memahami dan dapat menjelaskan tentang:
9.2.1        Pengertian KB
9.2.2        Faktor – faktor yang mempengaruhi PUS mengikuti KB 
9.2.3        Macam-macam metode kontrasepsi 
9.2.4        Indikasi dan kontraindikasi dari metode kontrasepsi 
9.2.5        Kelemahan dan kelebihan dari metode kontrasepsi
10.      Materi     
Metode kontrasepsi dalam program keluarga berencana
10.1     Pengertian Keluarga Berencana 
10.2          Faktor – faktor yang mempengaruhi PUS mengikuti KB
10.3          Macam-macam metode kontrasepsi
10.4          Indikasi dan Kontraindikasi dari metode kontrasepsi
10.5          Kelemahan dan Kelebihan dari metode kontrasepsi

11. Metode
Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan tanya jawab.


12. Media        
Media yang digunakan adalah PPT, LCD dan leaflet.
13. Kegiatan yang dilakukan:
13.1 Kb Pada Pasangan Usia Subur
No.
Pukul (WIB)
Kegiatan
Materi
Kegiatan Penyaji
Kegiatan Peserta
1
2
3
4
5
6



1.













09.00-
09.05












Pembukaan
(5     menit)









1.1 Ucapkan salam

1.2 Pembukaan



1.1  Perkenalkan diri




1.2  Tujuan (umum dan khusus)

1.3  Topik dan Sub Topik


1.4  Kontrak waktu


Mengucapkan
salam
Membuka acara penyuluhan


Memperkenalkan pembimbing dan
anggota kelompok


Menjelaskan tujuan umum dan khusus

Menjelaskan topik dan sub topik


Menjelaskan kontrak waktu selama 60 menit kepada peserta
Menjawab
salam
Memperhatikan dan mendengarkan


Memperhatikan dan mendengarkan



Memperhatikan dan mendengarkan

Memperhatikan dan mendengarkan


Menyepakati kontrak waktu
2.






















09.05-09.35





















Pelaksanaan penyuluhan (30 menit)




















Penjelasan
KB
2.1     Pengertian KB


2.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi PUS mengikuti KB 
2.3  Macam-macam metode kontrasepsi 

2.4  Indikasi dan kontraindikasi dari metode kontrasepsi 

2.5  Kelemahan dan kelebihan dari metode kontrasepsi








Menjelaskan Pengertian KB

Menjelaskan Faktor – faktor yang mempengaruhi PUS mengikuti KB

Menjelaskan Macam – Macam Metode Kontrasepsi

Menjelaskan Indikasi dan Kontraindikasi Metode Kontrasepsi

Menjelaskan Kelebihan dan Kelemahan Metode Kontrasepsi




Mendengarkan dan memperhatikan

Mendengarkan, dan memperhatikan.

Mendengarkan dan Memperhatikan
Mendengarkan, memperhatikan dan melihat gambar.



3
09.35-09.50
Evaluasi (15 menit)
3.1 Evaluasi kepada peserta

3.2  Tanya jawab



3.3  Kesempatan Pembimbing
Bertanya kepada peserta

Menjawab pertanyaan peserta


Pembimbing menambahkan penjelasan



Menjawab pertanyaan dari penyaji
Mengajukan pertanyaan kepada penyaji

Mendengarkan, memperhatihan



4.
09.50-09.55
Simpulan
 (5 menit)
4.1 Simpulan materi
Penyaji dan peserta menyimpulkan materi yang sudah dibahas
Peserta menyimpulkan dengan bersamaan penyaji  materi
5.
09.55-10.00
Penutup
(10 menit)
5.1  Leaflet


5.2  Memberikan leaflet yang telah diberikan



5.3  Salam penutup
Membagikan
Leaflet

Peserta membaca leflet di tempat penyuluhan dan di rumah

Mengucapkan
Salam
Peserta
menerima leaflet

Peserta
membaca di tempat penyuluhan dan di rumah

Menjawab
 Salam

13. Pengorganisasian
13.1     Moderator          : Gita Rosyada Indana Z.
          Tugas                 : 1. Membuka acara penyuluhan
                                      2. Mengatur jalannya penyuluhan
                                      3. Menyampaikan sub topik penyuluhan
                                      4. Memfasilitasi Tanya jawab
                                      5. Menutup acara penyuluhan

13.2Penyaji                  :   Ananda Ayu M.
                                       
13.3     Observer            : Nurul Aini
         Tugas                  : 1 Mengevaluasi jalannya penyuluhan
                                      2. Melakukan observasi ketepatan waktu penyuluhan


13.4  Notulen              : Widyalis Zuni K.
        Tugas                   : 1. Mencatat semua pertanyaan
                                      2. Mencatat dan mengedarkan daftar hadir


13.5 Fasilitator : Semua mahasiswa

14. Evaluasi Kegiatan
14.1 Kriteria Hasil
14.1.1 85% (13 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan menjelaskan tentang Pengertian KB
14.1.2  85% (13 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan dapat memahami dan menjelaskan tentang Tujuan KB
14.1.3 85% (13 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan menjelaskan tentang Manfaat KB
14.1.4 85% (13 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan menjelaskan tentang Macam – macam alat kontrasepsi
14.1.5 Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan acara sampai acara selesai.

14.2 Antisipasi Masalah
14.2.1    Jika ada peserta yang tidak bisa menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh penyaji,maka penyaji akan memberikan kesempatan kepada pembimbing untuk memberikan masukan.
14.2.2    Jika peserta tidak memperhatikan,maka penyaji akan memberikan stimulasi dengan cara mengajaknya berinteraksi dengan memberi pertanyaan-pertanyaan sederhana yang sekiranya dapat diketahui.















MATERI PENYULUHAN
KB PADA PASANGAN USIA SUBUR

1.      Keluarga Berencana
            Menurut Sulistyowati (2011) Keluarga Berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan melalui beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Program keluarga berencana nasional merupakan investasi jangka panjang, hasilnya tidak dapat dilihat satu atau dua tahun, dampak keberhasilan dan kegagalan program sangat menentukan nilai manfaat dan nilai guna dari keberhasilan pembangunan lainnya. Adapun manfaat dari program KB menurut Tukiran (2010) meliputi :
1.      Menurunkan angka pertumbuhan penduduk melalui penurunan angka kelahiran
2.      Meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup perempuan dengan membantu mereka mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu
3.      Memajukan hak – hak pasangan dan perempuan
4.      Sebagai investasi ekonomi karena dapat menghemat pengeluaran pemerintah, swasta, masyarakat untuk biaya pendidikan dan kesehatan reproduksi

2.      Faktor – Faktor yang Mempengaruhi PUS mengikuti KB
Dalam upaya mengembangkan kesehatan reproduksi dan mengendalikan pertumbuhan penduduk di Indonesia, PUS memiliki peran untuk ikut berpartisipasi pada program KB. Salah satu peran serta PUS dalam program keluarga berencana yaitu sebagai peserta KB. Partisipasi PUS adalah suatu wujud tanggung jawab PUS dalam keikutsertaan KB dan kesehatan reproduksi serta perilaku seksual yang sehat dan aman bagi dirinya, pasangan dan keluarga (BKKBN, 2008). Hasil penelitian Wijayanti (2009) dan Kurnia, dkk (2008) menunjukkan bahwa pengetahuan PUS tentang KB berdasarkan umur, tingkat pendidikan, dan pekerjaan berpengaruh pada rendahnya partisipasi PUS terhadap KB.
            Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi PUS mengikuti KB meliputi :
1.      Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap sesuatu objek tertentu. Pengetahuan adalah penentu yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan juga dapat membentuk suatu keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai keyakinan tersebut. Pengetahuan seseorang biasanya dipengaruhi oleh pengalaman baik informasi dari media massa, teman ataupun leaflet. Dalam penelitian Kusumaningrum (2009), pengetahuan dapat mempengaruhi seseorang untuk menggunakan kontrasepsi dan pengetahuan yang rendah dapat membuat seseorang tidak ingin menggunakan kontrasepsi
2.      Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap terhadap metode kontrasepsi. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional daripada mereka yang berpendidikan rendah, lebih kreatif dan lebih dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan – perubahan sosial. Menurut Lawrence Green perilaku seseorang untuk menggunakan kontrasepsi dipengaruhi oleh faktor PREDECE yaitu Presdiposing, Enabling, Reinforcing, dimana salah satu faktor Presdiposing adalah pendidikan
3.      Faktor Ekonomi
Ekonomi adalah kebutuhan sehari – hari yang diperlukan oleh manusia, dalam melkukan aktifitas sehari hari, manusia harus membutuhkan suatu alat untuk mencapai suatu keinginan, alat itu berasal dari keadaan ekonomi seseorang tersebut, seseorang yang mempunyai ekonomi kurang atau rendah sulit untuk mempunyai alat untuk mencapai keinginan tersebut.
4.      Faktor Umur
Usia seseorang dalam berumahtangga dapat mempengaruhi kehidupan keluarga. Usia yang sudah matang akan memberikan kenyamanan dalam mengambil suatu keputusan dan mengatasi masalah. Hal tersebut juga berdampak pada pemilihan akseptor KB, usia yang sudah matang akan mudah untuk memilih kontrasepsi yang baik. Hasil penelitian Suprihastuti (2002) menunjukkan bahwa dari segi usia, pemakaian alat kontrasepsi PUS cenderung pada umur yang lebih tua dibandingkan umur muda. Indikasi ini memberi petunjuk bahwa kematangan pria juga ikut mempengaruhi untuk saling mengerti dalam kehidupan keluarga.






3.      Macam – Macam Metode Kontrasepsi
3.1.   METODE AMENOREA LAKTASI (MAL)
Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI)  secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun lainnya.
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
1).    Menyusui secara penuh (full breast feeding); lebih efektif pemberian ≥ 8 x sehari;
2).    Belum haid;
3).    Umur bayi kurang dari 6 bulan
4).    Efektif sampai 6 bulan
5).    Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya.
3.1.1.      Cara Kerja
Penundaan/penekanan ovulasi
3.1.2.      Kelebihan MAL
3.1.2.1.        Kelebihan MAL Kelebihan Kontrasepsi
1)      Efektifitas tinggi (keberhasilan 98 % pada 6 bulan paska persalinan)
2)      Segera efektif
3)      Tidak mengganggu sanggama
4)      Tidak ada efek samping secara sistemik
5)      Tidak perlu pengawasan medis
6)      Tidak perlu obat atau alat
7)      Tanpa biaya
3.1.2.2.        Kelebihan Nonkontrasepsi
Untuk bayi
1)      Mendapatkan kekebalan pasif (mendapatkan antibodi perlindungan lewat ASI)
2)      Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal
3)      Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain atau formula, atau alat minum yang dipakai
Untuk ibu
1)      Mengurangi perdarahan paska persalinan
2)      Mengurangi risiko anemia
3)      Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi
3.1.3.      Kelemahan MAL
3.1.3.1.         Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit paska persalinan
3.1.3.2.         Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi social
3.1.3.3.         Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan
3.1.3.4.         Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS
3.1.4.      Indikasi MAL
Ibu yang menyusui secara eksklusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan dan belum mendapat haid setelah melahirkan.
3.1.5.      Kontraindikasi MAL
1).    Sudah mendapat haid setelah persalinan
2).    Tidak menyusui secara eksklusif
3).    Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
4).    Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam

3.2.   KONDOM
3.2.1.      Cara Kerja:
3.2.1.1.    Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.
3.2.1.2.    Mencegah penulran mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil)
3.2.2.      Efektivitas :
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif karena tidak dipakai secara konsisten. Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.


3.2.3.      Manfaat Kontrasepsi:
3.2.3.1.            Efektif bila digunakan dengan benar.
3.2.3.2.            Tidak mengganggu produksi ASI.
3.2.3.3.            Tidak mengganggu kesehatan klien.
3.2.3.4.            Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
3.2.3.5.            Murah dan dapat dibeli secara umum.
3.2.3.6.            Tidak perlu resp dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.
3.2.3.7.            Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda.
3.2.4.      Manfaat Nonkontrasepsi:   
1)      Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB.
2)      Dapat mencegah penularan IMS.
3)      Mencegah ejakulasi dini.
4)      Membantu mencegah terjadinya kanker serviks
5)      Saling berinteraksi sesama pasangan
6)      Mencegah imuno fertilitas
3.2.5.      Keterbatasan:
1)      Efektivitas tidak terlalu tinggi.
2)      Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
3)      Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung)
4)      Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi.
5)      Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.
6)      Beberapa klien malu untuk membeli kondom dimpat umum.
7)      Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah.
3.2.6.      Cara Penggunaan:
1)      Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual
2)       Agar efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan spermisida ke dalam kondom
3)       Jangan menggunakan gigi, benda tajam seperti pisau, silet, gunting, atau benda tajam lainnya pada saat membuka kemasan
4)      Pasangkan kondom saat penis sedang ereksi, tempelkan ujungnya pada glans penis dan tempatkan bagian penampung sperma pada ujung uretra. Lepaskan gulungan karetnya dengan jalan menggeser gulungan tersebut kea rah pangkal penis. Pemasangan ini harus dilakukan sebelum penetrasi penis ke vagina.
5)      Bila kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada bagian ujungnya, maka saat memakai, longgarkan sedikit bagian ujungnya agar tidak terjadi robekan pada saat ejakulasi.
6)      Kondom dilepas sebelum penis melembek.
7)      Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga kondom tidak terlepas pada saat penis dicabut dan lepaskan kondom di luar vaginaagar tidak terjadi tumpahan cairan sperma di sekitar vagina.
8)      Gunakan kondom hanya untuk satru kali pakai.
9)      Buang kondom bekas pakaiu pada tempat yang aman.
10)  Sediakan kondom dalam jumlah cukup di rumah dan jangan disimpan di tempat yang
11)  panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi rusak atu robek saat digunakan.
12)  Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom tampak rapuh/kusut
13)  Jangan gunakan minyak goring, minyak mineral atau pelumas dari bahan petrolatum
14)  karena akan segera merusak kondom.
3.2.7.      Kunjungan Ulang
Saat klien datang pada kunjungan ulang harus ditanyakan kalau ada masalah dalam penggunaan kondom dam kepuasan klien dalam menggunakannya. Kalau masalah timbul karena kekurang tahuan dalam cara penggunaan, sebaiknya informasi diulangi lagi kembali kepada klien dan pasangan. Kalau masalah menyangkut ketidaknyamanan dan kejemuan dalam menggunakan kondom sebaiknya dianjurkan untuk memilih metode kontrasepsi lainnya.

3.3.   KONTRASEPSI KOMBINASI (HORMON ESTROGEN DAN PROGESTERON)
3.3.1.      PIL KOMBINASI
1)      Efektif dan reversible
2)      Harus diminum setiap hari
3)      Pada bulan-bulan pertama efek samping berupa mual dan perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera akan hilang
4)      Efek samping serius sangat jarang terjadi
5)      Dapat dipakai oleh semua ibu usia reproduksi, baik yang sudah mempunyai anak maupun belum.
6)      Dapat mulai diminum setiap saat bila yakin sedang tidak hamil
7)      Tidak dianjurkan pada ibu yang menyusui
8)      Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat
3.3.1.1.            Cara Kerja
1).    Menekan ovulasi
2).    Mencegah implantasi
3).    Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma
4).    Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula.
3.3.1.2.            Kelebihan
1).    Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan.
2).    Risiko terhadap kesehatan sangat kecil
3).    Tidak mengganggu hubungan seksual
4).    Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.
5).    Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan.
6).    Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause
7).    Mudah dihentikan setiap saat
8).    Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
9).    Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
10).              Membantu mencegah:
(1). Kehamilan ektopik
(2). Kanker ovarium
(3). Kanker endometrium
(4). Kista ovarium        
(5). Penyakit radang panggul
(6). Kelainan jinak pada payudara
(7). Dismenorea

3.3.1.3.            Kelemahan
1).    Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari
2).    Mual, terutama pada 3 bulan pertama
3).    Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama
4).    Pusing
5).    Nyeri payudara
6).    Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru memiliki dampak positif
7).    Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi
8).    Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI)
9).    Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seksual berkurang
10).               Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga risiko stroke, dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan usia > 35 tahun dan merokok perlu hati-hati.
11).               Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV, HIV/AIDS
3.3.1.4.            Indikasi Pil Kombinasi
Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil kombinasi, seperti:
1)      Usia reproduksi
2)      Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
3)      Gemuk atau kurus
4)      Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
5)      Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6)      Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif, sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut.
7)      Paska keguguran
8)      Anemia karena haid berlebihan
9)      Nyeri haid hebat
10)  Siklus haid tidak teratur
11)  Riwayat kehamilan ektopik
12)  Kelainan payudara jinak
13)  Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf.
14)  Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor ovarium jinak
15)  Menderita tuberculosis (kecuali yang sedang menggunakan rifampisin)
16)  Varises vena
3.3.1.5.            Kontraindikasi Pil Kombinasi
1).    Hamil atau dicurigai hamil
2).    Menyusui eksklusif
3).    Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
4).    Penyakit hati akut (hepatitis)
5).    Perokok dengan usia > 35 tahun
6).    Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110 mmHg
7).    Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun
8).    Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara
9).    Migrain dan gejala neurologic fokal (epilepsy/riwayat epilepsi)
10).               Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari
3.3.1.6.            Waktu Mulai Menggunakan Pil Kombinasi
1)      Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil.
2)      Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
3)      Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai telah menghabiskan paket pil tersebut.
4)      Setelah melahirkan:
5)      Setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif
6)      Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
7)      Paska keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)
8)      Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid.
3.3.2.      SUNTIKAN KOMBINASI
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali.
3.3.2.1.            Cara Kerja Suntikan Kombinasi
1)      Menekan ovulasi
2)      Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu
3)      Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu
4)      Menghambat transportasi gamet oleh tuba
3.3.2.2.              Kelebihan Kontrasepsi
1).    Risiko terhadap kesehatan kecil
2).    Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
3).    Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
4).    Jangka panjang
5).    Efek samping sangat kecil
6).    Klien tidakperlu menyimpan obat suntik
7).    Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan.
3.3.2.3.              Kelebihan Nonkontrasepsi
1)      Mengurangi jumlah perdarahan
2)      Mengurangi nyeri saat haid
3)      Mencegah anemia
4)      Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium
5)      Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium
6)      Mencegah kehamilan ektopik
7)      Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul
8)      Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia perimenopause
3.3.2.4.              Kelemahan
1)      Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spotting, atau perdarahan sela sampai 10 hari
2)      Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga
3)      Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan
4)      Efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsy (Fenitoin dan Barbiturat) atau obat tuberculosis (Rifampisin)
5)      Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantug, stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati
6)      Penambahan berat badan
7)      Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
8)      Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.
3.3.2.5.              Indikasi Suntikan Kombinasi
1)      Usia reproduksi
2)      Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
3)      Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi
4)      Menyusui ASI paska persalinan > 6 bulan
5)      Paska persalinan dan tidak menyusui
6)      Anemia
7)      Nyeri haid hebat
8)      Haid teratur
9)      Riwayat kehamilan  ektopik
10)  Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
3.3.2.6.              Kontraindikasi Suntikan Kombinasi
1).    Hamil atau diduga hamil
2).    Menyusui di bawah 6 minggu paska persalinan
3).    Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
4).    Penyakit hati akut (virus hepatitis)
5).    Usia > 35 tahun yang merokok
6).    Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (>180/110 mmHg)
7).    Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun
8).    Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrainn
9).    Keganasan pada payudara
3.3.2.7.              Waktu Mulai Menggunakan Suntikan Kombinasi
1)      Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan.
2)      Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari
3)      Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual untuk 7 hari lamanya atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari.
4)      Bila klien paska persalinan > 6 bulan, menyusui serta belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil.
5)      Bila paska persalinan < 6 bulan, dan menyusui, jangan diberi suntikan kombinasi
6)      Bila paska persalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberikan
7)      Paska keguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam waktu 7 hari
8)      Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid. Bila ragu-ragu, perlu dilakukan uji kehamilan terlebih dahulu
9)      Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kobinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
10)  Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama dapat segera diberikan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada hari 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain tidak diperlukan. Bila sebelumnya menggunakan AKDR, dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus haid. Cabut segera AKDR.
3.3.2.8.              Cara Penggunaan
Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan IM dalam. Klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.
3.3.2.9.              Instruksi untuk Klien
1)      Klien harus kembali ke dokter/klinik untuk mendapatkan suntikan kembali setiap 4 minggu
2)      Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke dokter/klinik untuk memastikan hamil atau tidak
3)      Jelaskan efek samping tersering yang didapat pada penyuntikan dan apa yang harus dilakukan bila hal tersebut terjadi. Bila klien mengeluh mual, sakit kepala, atau nyeri payudara, serta perdarahan, informasikan kalau keluhan tersebut sering ditemukan, dan biasanya akan hilang pada suntikan ke-2 atau ke -3
4)      Apabila klien sedang menggunakan obat-obat tuberculosis atau obat epilepsy, obat-obat tersebut dapat mengganggu efektivitas kontrasepsi yang sedang digunakan.
3.3.2.10.          Tanda-tanda yang Harus Diwaspadai pada Penggunaan Suntikan Kombinasi
1)      Nyeri dada hebat atau napas pendek. Kemungkinan adanya bekuan darah di paru, atau serangan jantung.
2)      Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi stroke, hipertensi, atau migrain.
3)      Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada tungkai.
4)      Tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan berikutnya, kemungkinan terjadi kehamilan.

3.4.   KONTRASEPSI PROGESTIN
3.4.1.      KONTRASEPSI SUNTIKAN PROGESTIN
3.4.1.1.            Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:
1)      Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM (di daerah bokong)
2)      Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg Noretindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik IM.
3.4.1.2.            Cara Kerja
1)      Mencegah ovulasi
2)      Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
3)      Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
4)      Menghambat transportasi gamet oleh tuba
3.4.1.3.            Kelebihan
1)      Sangat efektif
2)      Pencegahan kehamilan jangka panjang
3)      Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
4)      Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.
5)      Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
6)      Sedikit efek samping
7)      Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
8)      Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause
9)      Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
10)  Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
11)  Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
12)  Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
13)  Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
3.4.1.4.            Kelemahan
1)      Sering ditemukan gangguan haid, seperti:
2)      Siklus haid yang memendek atau memanjang
3)      Perdarahan yang banyak atau sedikit
4)      Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
5)      Tidak haid sama sekali
6)      Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan)
7)      Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut
8)      Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
9)      Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
10)  Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
11)  Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan)
12)  Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
13)  Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas)
14)  Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat.
3.4.1.5.            Indikasi
1)      Usia reproduksi
2)      Nulipara dan yang telah memiliki anak
3)      Menghendaki kotrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi
4)      Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
5)      Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6)      Setelah abortus atau keguguran
7)      Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
8)      Perokok
9)      Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit
10)  Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturate) atau obat tuberculosis (rifampisin)
11)  Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
12)  Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
13)  Anemia defisiensi besi
14)  Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi
3.4.1.6.            Kontraindikasi
1)      Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)
2)      Perdarahan pervaginan yang belum jelas penyebabnya
3)      Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea
4)      Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
5)      Diabetes mellitus disertai komplikasi
3.4.1.7.            Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
1)      Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil
2)      Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
3)      Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
4)      Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
5)      Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
6)      Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke-77 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
7)      Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil
8)      Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
3.4.1.8.            Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntikan
1)      Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM dalam daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu.
2)      Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol yang dibasahi oleh etil/isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik.
3)      Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dengan menghangatkannya.
4)      Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (amenorea). Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan.
5)      Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini jarang, tidak berbahaya, dan cepat hilang.
6)      Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada ibu usia muda yang ingin menunda kehamilan, atau bagi ibu yang merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu dekat.
7)      Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang kembali pada umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut dapat saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3-6 bulan tidak juga haid, klien harus kembali ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk dicari penyebab tidak haid tersebut.
8)      Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikan diberikan 2 minggu setelah jadwal yang ditetapkan, asal saja tidak terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari, atau menggunakan metode kontrasepsi lainnya selama 7 hari. Bila perlu dapat juga menggunakan kontrasepsi darurat.
9)      Bila klien, misalnya, sedang menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan kemudian meminta untuk digantikan dengan kontrasepsi suntikan yang lain, sebaiknya jangan dilakukan. Andaikata terpaksa juga dilakukan, kontrasepsi yang akan diberikan tersebut diinjeksi sesuai jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal yang sebelumnya.
10)  Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hami.


3.4.2.      MINIPIL
3.4.2.1.            Jenis
1)      Kemasan dengan isi 35 pil: 300 ug levonorgestrelatau 350 ug noretindron
2)      Kemasan dengan isi 28 pil: 75 ug desogestrel
3.4.2.2.            Cara Kerja
1)      Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begit kuat)
2)      Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit
3)      Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma
4)      Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
3.4.2.3.            Kelebihan Kontrasepsi
1)      Sangat efektif bila digunakan secara benar
2)      Tidak mengganggu hubungan seksual
3)      Tidak mempengaruhi ASI
4)      Kesuburan cepat kembali
5)      Nyaman dan mudah digunakan
6)      Sedikit efek samping
7)      Dapat dihentikan setiap saat
8)      Tidak mengandung estrogen
3.4.2.4.            Kelemahan Nonkontrasepsi
1)      Mengurangi nyeri haid
2)      Mengurangi jumlah darah haid
3)      Menurunkan tingkat anemia
4)      Mencegah kanker endometrium
5)      Melindungi dari penyakit radang panggul
6)      Tidak meningkatkan pembekuan darah
7)      Dapat diberikan pada penderita endometriosis
8)      Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, dan depresi
9)      Dapat mengurangi keluhan premenstrual sindrom (sakit kepala, perut kembung, nyeri payudara, nyeri pada betis, lekas marah)
10)  Sedikit sekali mengganggu metabolism karbohidrat sehingga relatif aman diberikan pada perempuan pengidap kencing manis yang belum mengalami komplikasi.
3.4.2.5.            Kelemahan
1)      Hampir 30-60 % mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenorea)
2)      Peningkatan/penurunan berat badan
3)      Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
4)      Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
5)      Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat
6)      Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi risiko ini lebih rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan minipil
7)      Efektivitasnya menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberculosis atau obat epilepsy
8)      Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual (IMS) atau HIV/AIDS
9)      Hirsutisme (tumbuh rambut/bulu berlebihan di daerah muka), tetapi sangat jarang terjadi
3.4.2.6.            Indikasi
1)      Usia reproduksi
2)      Telah memiliki anak, atau yang belum memiliki anak
3)      Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode menyusui
4)      Paska persalinan dan tidak menyusui
5)      Paska keguguran
6)      Perokok segala usia
7)      Mempunyai tekanan darah tinggi (selama < 180/1110 mmHg) atau dengan masalah pembekuan darah
8)      Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan estrogen

3.5.   IMPLAN
Alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam berbentuk kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit lebih pendek dari pada batang korek api dan dalam setiap batang mengandung hormon levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2006).
Jenis-jenis implant menurut Saifuddin (2010) adalah sebagai berikut :
1)      Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4 mm, yang berisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
2)      Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang berisi dengan 68 mg  ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
3)      Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang berisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

3.5.1.      Cara Kerja
Implan mencegah terjadinya kehamilan melalui berbagai cara. Seperti kontrasepsi progestin pada umumnya, mekanisme utamanya adalah menebalkan mucus serviks sehingga tidak dapat dilewati oleh sperma, dan menyebabkan hipotropisme endometrium sehingga dapat mengganggu proses implantasi.
3.5.2.      Kelebihan Kontrasepsi
1).    Daya guna tinggi.
2).    Perlindungan jangka panjang
3).    Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
4).    Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
5).    Bebas dari pengaruh estrogen.
6).    Tidak mengganggu kegiatan senggama.
7).    Tidak mengganggu ASI.
8).    Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
9).    Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
10).     Implan-2 merupakan salah satu kontrasepsi efektif yang pernah dibuat. Angka kehamilan pada tahun pertama hanya 0,2 per 100 perempuan dan angka kumulatif pada tahun kelima hanya 1,6. Tidak ada metode kontasepsi lain yang seefektif kontrasepsi subdermal levonorgestrel atau etonogestrel

3.5.3.      Kelebihan Nonkontrasepsi:
1)        Mengurangi nyeri haid.
2)        Mengurangi jumlah darah haid
3)        Mengurangi/memperbaiki anemia.
4)        Melindungi terjadinya kanker endometrium.
5)        Menurunkan angka kejadian kelainan anak payudara.
6)        Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang pangul.
7)        Menurunkan angka kejadian endometriosis.




3.5.4.      Kelemahan 
Hartanto, (2002) mengemukakan bahwa kerugian implant adalah:
1)      Insersi dan pengeluaran harus dilakukan oleh tenaga terlatih.
2)      Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan implant.
3)      Biaya Lebih mahal.
4)      Sering timbul perubahan pola haid.
5)      Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
6)      Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang mengenalnya.
7)      Implant kadang-kadang dapat terlihat orang lain.

3.5.5.      Indikasi
Pemasangan implant menurut Saifuddin (2010) dapat dilakukan pada :
1)      Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum.
2)      Perempuan pada usia reproduksi (20 – 30 tahun.
3)      Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
4)       Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
5)      Perempuan pasca persalinan.
6)      Perempuan pasca keguguran.
7)      Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak sterilisasi.
8)      Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.
9)      Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.
3.5.6.      Kontraindikasi
Menurut Saifuddin (2010) menjelaskan bahwa kontra indikasi implant adalah sebagai berikut:
1)      Perempuan hamil atau diduga hamil.
2)      Perempuan dengan perdarahan pervaginaan yang belum jelas penyababnya.
3)      Perempuan yang tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
4)      Perempuan dengan mioma uterus dan kanker payudara.




3.6.   AKDR
Suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif (Saifuddin, 2010)
            Jenis – jenis AKDR :
1)      AKDR Non-hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4. Karena itu berpuluh-puluh macam AKDR telah dikembangkan. Mulai dari genersi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastic (polietilen) baik yang diambah obat maupun tidak.
Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi :
(1)    Bentuk terbuka (oven device)
        Misalnya: LippesLoop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload,Nova-T
(2)    Bentuk tertutup (closed device)
 Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.
Menurut Tambahan atau Metal
(1)    Medicated IUD
Misalnya: Cu T 200, Cu T 220, Cu T 300, Cu T 380 A, Cu-7, Nova T, ML-Cu 375
(2)   Un Medicated IUD
Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.
IUD yng banyak dipakai di Indonesia dewasa ini arijenis Un Medicated yaitu Lippes Loop dan yang dari jenisMedicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T.
Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang IUD menunjukkanluasnya kawat halus tembaga yang ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah 200mm2
2).    IUD yang mengandung hormonal
1)      Progestasert-T = Alza T
Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcg progesteron per hari. Tabung insersinya berbentuk lengkung, Daya kerja :18 bulan. Teknik insersi: plunging. (modified withdrawal)
2)      LNG-20
Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari, Sedang diteliti di Finlandia. Angka kegagalan /kehamilan sangat rendah: ‹0,5 per 100 wanita per tahun. Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau perdarahan hait yan sangat sedikit.
3.6.1.      Cara Kerja
Menurut Saefuddin (2010), mekanisme kerja IUD adalah:
1)      Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
2)      Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3)      AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun AKDR membuat sperma sulit ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
4)      Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur ke dalam uterus

3.6.2.      Kelebihan
3.6.2.1.            Kelebihan Nonhormonal
1)      Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100  perempuan dalam 1 tahun pertama(1kegagalan dalan 125-170 kehamilan)
2)      AKDR dapat efektf segera setelah pemasangan
3)      Metode jangka panjang
4)      Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
5)      Tidak mempengaruhi hubungan sexual
6)      Meningkatkan kenyamanan sexual karena tidak perlu takut untuk hamil
7)      Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR(Cu T-380A)
8)      Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
9)      Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
10)  Dapat digunakan sampai menopause
11)  Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
3.6.2.2.            Kelebihan Hormonal
1)      Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe
2)      Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae(Asherman’s Syndrome)



3.6.3.      Kelemahan
1)      Perubahan siklus haid
2)      Haid lebih lama dan banyak
3)      Perdarahan(spotting) antarmenstruasi
4)      Disaat haid lebih sakit
5)      Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
6)      Perforasi dinding uterus(sangat jarang apabila pemasangan benar)
7)      Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
8)      Tidak baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan
9)      Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
10)  Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah  kehamilan normal.
11)  Jauh lebih mahal dari pada Cu IUD
12)  Harus diganti setelah 18 bulan
13)  Lebih sering menimbulkan perdarahan mid-siklus dan perdarahan bercak(spotting)
14)  Insidens kehamilan ektopik lebih tinggi
3.6.4.    Indikasi
1)      Usia reproduktif
2)      Keadan nullipara
3)      Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4)      Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi
5)      Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6)      Resiko rendah dari IMS
7)      Tidak menghendaki metode hormonal
8)      Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
9)      Perokok
10)  Sedang memakai antibiotika atau antikejang
11)  Gemuk ataupun yang kurus
12)  Sedang menyusui
13)  Penderita tumor jinak payudara
14)  Epilepsi
15)  Malaria
16)  Tekanan darah tinggi
17)  Penyakit tiroid
18)  Setelah kehamilan ektopik
19)  Penderita DM
3.6.5.      Kontraindikasi
1)      Sedang hamil
2)      Perdarahan vagina yang tidak diketaui
3)      Sedang menderita infeksi genetalia
4)      Penyakit trifoblas yang ganas
5)      Diketahui menderita TBC velvik
6)      Kanker alat genital
7)      Ukuran rongga rahim kurang dari 5cm

3.7.   KONTAP
3.7.1.      Tubektomi
Kontrasepsi mantap (kontap) adalah suatu tindakan untuk membatasi keturunan dalam jangka waktu yang tidak terbatas; yang dilakukan terhadap salah seorang dari pasangan suami  isteri atas permintaan yang bersangkutan, secara mantap dan sukarela (Zietraelmart, 2010).
3.7.1.1.            Jenis – jenis Tubektomi
1)      Laparotomi
2)      Minilaparotomi  = Mini-lap
3)      Sub-umbilikal/infra-umbilikal: post-partum
4)      Supra pubis/Mini-Pfannenstiel: post-abortus, interval
5)      Laparoskopi

3.7.1.2.            Kelebihan
Menurut Saifuddin (2010; h. MK-79) manfaat kontrasepsi tubektomi sebagai berikut :
1)      Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan).
2)      Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)
3)      Tidak bergantung pada faktor senggama
4)      Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius
5)      Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
6)      Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
7)      Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium).
8)      Berkurangnya resiko kanker ovarium
3.7.1.3.            Kelemahan
Kelemahan tubektomi menurut Saifuddin (2010;h. MK-79) adalah :
1)      Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan lagi), kecuali dengan operasi rekanalisasi.
2)      Klien dapat menyesal dikemudian hari.
3)      Resiko komplikasi kecil ( meningkat apabila digunakan anestesi umum).
4)      Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan.
5)      Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekology atau dokter spesialis bedah untuk proses laparoskopi)
6)      Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS.
3.7.1.4.            Indikasi
Yang dapat menjalani tubektomi menurut Saifuddin (2010;h. MK-82) antara lain :
1)      Usia lebih dari 26 tahun
2)      Paritas lebih dari dua
3)      Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya.
4)      Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius.
5)      Pascapersalinan.
6)      Pascakeguguran.
7)      Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini.
3.7.1.5.            Kontraindikasi
Menurut Saifuddin (2010;h. MK-83) yang tidak boleh melakukan tubektomi antara lain :
1)      Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai).
2)      Perdarahan pervaginal yang belum terjelaskan (hingga harus  dievaluasi).
3)      Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu disembuhkan atau dikontrol).
4)      Tidak boleh menjalani proses pembedahan.
5)      Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan.
6)      Belum memberikan persetujuan tertulis.
7)      Kontraindikasi relatif menurut Everett (2008;h.253) adalah:
8)      Meminta sterilisasi pada usia muda, misalnya dibawah 25 tahun
9)      Obesitas dapat dikontraindikasikan untuk prosedur laparoskopik.

3.7.2.      Vasektomi
Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang singkat dan tidak memerlukan anestesi umum  ( Hartanto, 2004 ; h. 307).
Jenis - Jenis Vasektomi :
Menurut Saifuddin (2006;h. PK-85) macam- macam vasektomi ada 2 yaitu:
1)      Vasektomi dengan pisau
2)      Vasektomi Tanpa Pisau (VTP)
3.7.2.1.            Kelebihan
1)      Efektif
2)      Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas.
3)      Sederhana.
4)      Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit.
5)      Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja.
6)      Biaya rendah.
7)      Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita dan paramedis wanita.
8)      Metode permanen
9)      Efektivitas tinggi
10)  Menghilangkan kecemasan akan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
3.7.2.2.            Kelemahan
1)      Diperlukan suatu tindakan operatif.
2)      Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi.
3)      Kontap pria belum memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa, yang sudah ada di dalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens, dikeluarkan.
4)      Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif yang menyangkut sistem reproduksi pria.
3.7.2.3.            Indikasi
Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas di mana fungsi reproduksi merupakkan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga (Saifuddin, 2006 : h.MK-85).

3.7.2.4.            Kontraindikasi
1)      Infeksi kulit lokal, misal Scabies
2)      Infeksi traktus genitalia.
3)      Kelainan skrotum dan sekitarnya
4)      Varicocele
5)      Hydrocele besar
6)      Filariasis
7)      Hernia inguinalis
8)      Orchiopexy
9)      Luka parut bekas operasi hernia
10)  Scrotum yang sangat tebal
11)  Penyakit sistemik
12)  Penyakit-penyakit perdarahan
13)  Diabetes mellitus
14)  Penyakit jantung koroner yang baru
15)  Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual yang tidak stabil



























DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin, AB, 2010, Buku Panduan Praktis Pelayanan Konmtrasepsi YBP. Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Sundquist, K, 2011, Kontrasepsi Apa Yang Terbaik Untuk Anda, Arcan, Jakarta.
Manuaba, 2013, Buku Acuan Pelayanan Maternal Neonatal dan Keluarga Berencana. Balai Pustaka, Jakarta.





2 komentar:

  1. Hotel Casino Vr Parking - Las Vegas, NV - Mapyro
    Las 서산 출장마사지 Vegas Hotel Casino Vr 제주 출장마사지 Parking. Find parking costs, opening hours and a parking 구미 출장마사지 map 양주 출장마사지 of all of the 2200 South Las Vegas Boulevard South Las Vegas 원주 출장마사지

    BalasHapus